Selasa, 08 November 2011

Gonnorhea = Gonore = Kencing Nanah, Penyebab, Pengobatan serta Pengaturan Diet yang Dapat Diberikan


Definisi
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi. Pada laki-laki, jika infeksinya menyebar ke testikel dapat menyebabkan sterilitas, yaitu ketidakmampuan menghasilkan sel-sel sperma yang sehat (Wikinson 2006).

Etiologi
Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri gonore yang paling sering ditularkan dari satu orang ke orang lain selama hubungan seksual, termasuk oral, hubungan seks anal ataupun melalui vaginal. Bakteri ini menginfeksi orofaring, konjungtiva mata, uretra pria, saluran reproduksi wanita dan rektum, Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi gonore yaitu, aktif melakukan hubungan seksual tanpa kondom, melakukan hubungan seksual dengan beberapa orang, dan pernah terkena gonore sebelumnya (Morgan 2003).

Gejala dan Tanda
Gejala awal gonore pada wanita biasanya muncul 7-21 hari setelah terinfeksi. Pada pria, gejala awal gonore muncul 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra yang beberapa jam kemudian diikuti rasa nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis (Jati 2007)
Pada pria, awalnya terdapat rasa gatal dan panas di sekitar uretra, saluran yang menghantarkan urin dari kandung kemih ke luar tubuh. Terjadi iritasi pada ujung uretra ditandai berwarna merah dan bengkak Selanjutnya, terdapat rasa nyeri saat buang air kecil dan keluar cairan kental berwarna keruh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai darah. Bila infeksi sudah semakin lanjut, nyeri akan semakin bertambah dan cairan semakin kental dan keruh. Selain itu terdapat nyeri pada waktu ereksi dan terkadang terdapat pembesaran kelenjar getah bening di selangkangan (Anonim 2010).
Pada wanita, gejala sangat ringan sehingga penderita tidak menyadarinya. Sebanyak 30%-60% wanita penderita gonore tidak memberikan gejala. Gejala yang timbul dapat berupa nyeri saat buang air kecil, buang air kecil menjadi lebih sering, dan kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri pada panggul bawah, kelenjar-kelenjar di sekeliling lubang vagina terasa panas dan membengkak serta keluar getah seperti susu atau krim dari vagina (Anonim 2010). Bila gejala sudah meluas ke arah PID (Pelvic Inflamatory Disease) maka sering timbul nyeri perut bagian bawah, nyeri pinggang bagian bawah, nyeri sewaktu hubungan seksual, perdarahan melalui vagina diantara waktu siklus haid, mual-mual , terdapat infeksi rektum atau anus.
Gejala GO juga bisa mengenai tenggorokan (faringitis) terutama bagi mereka yang gemar melakukan oral seks. Gejala pada anus juga bisa terjadi bila hubungan seksual dilakukan secara anal. Bagi pasangan yang melakukan hubungan kelamin denagn liang dubur bisa menderita nyeri sewaktu buang air besar, nyeri dubur ataupun adanya nanah, darah atau lendir didalam tinja, namun infeksi liang dubur bisa juga terdapat akibat penularan dari infeksi bibir rahim, melalui nanah atau keputihan yang mengandung kuman ini.

Patofisiologi
Neisserriae Gonorrhoeae menyerang membran selaput lendir dari saluran genitourinaria, mata, rektum dan tenggorokan, menghasilkan nanah akut yang mengarah ke invasi jaringan, hal yang diikuti dengan inflamasi kronis dan fibrosis. Pada pria, biasanya terjadi peradangan uretra, nanah berwarna kuning dan kental, disertai rasa sakit ketika kencing. Infeksi urethral pada pria dapat menjadi penyakit tanpa gejala. Pada wanita, infeksi primer terjadi di endoserviks dan menyebar ke urethra dan vagina, meningkatkan sekresi cairan mukopurulen. Ini dapat berkembang ke tuba uterina, menyebabkan salpingitis, fibrosis dan obliterasi tuba (Suhanda 2008).

Pencegahan dan Pengobatan 
Pencegahan penyakit gonore dapat dilakukan dengan cara menjaga hygiene seksual yaitu tidak berganti-ganti pasangan seks dan menghindari berhubungan dengan sumber infeksi, menggunakan pengaman (kondom) saat berhubungan seks secara vaginal, oral maupun anal. Menjaga hygiene seksual, yaitu tidak berganti-ganti pasangan seks dan menghindari berhubungan dengan sumber infeksi. Selama sakit, penderita dilarang berhubungan seksual sampai benar-benar sembuh untuk menghindari penularan pada pasangan. Selain itu, juga bagi wanita hendaknya selalu memeriksakan dirinya secara teratur, sehingga jika terkena infeksi dapat segera diobati dengan benar serta menjaga hygiene alat mandi dan toilet. (Anonim 2010).
Pengobatan gonore biasanya dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 1 minggu. Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah, infus) (Maulani 2007).


Anjuran Gizi
Anjuran gizi yang dapat diberikan kepada penderita gonore adalah dengan mengurangi jumlah asupan lemak jenuh pada makanan. Diet dengan lemak jenuh rendah membantu memperoleh kondisi yang terkontrol. Selain itu dapat juga dilakukan terapi jus (Nainggolan 2006). Jus yang dapat diberikan kepada penderita gonore antara lain jus wortel, bayam, beet, mentimun, seledri dan peterseli. Kandungan beta karoten dalam wortel dapat menyehatkan tubuh serta alpha karoten yang efektif melawan kanker dan penyakit lainnya. Sedangkan pada sayuran seperti bayam, mentimun, seledri dan peterseli terkandung zat antioksidan yang baik bagi tubuh. Terapi jus ini diberikan pada pagi, siang dan malam hari.


 
Berikut ini adalah Menu Terapi Jus untuk Penderita Gonore :

Pagi

Siang
Sore
Malam
Wortel 1 gelas
Bayam ½ gelas

Wortel 1 gelas
Beet 1/3 gelas
Mentimun 1/3 gelas

Wortel 1 gelas
Seledri ½ gelas
Peterseli ¼ gelas

Bayam ½ gelas


 
DAFTAR PUSTAKA

______. 2011. Ancaman Penyakit Kelamin dan Pencegahannya. http://www.untukku.com/artikel-untukku/ancaman-penyakit-kelamin-dan-pencegahannya-untukku.html [18 Sept 2011]

Jati W. 2007. BIOLOGI Interaktif. Jakarta: Azka Press.


Morgan G, Carole H. 2003. Obstetri & Ginekologi: Panduan Praktik, Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Nainggolan Dr. R.A. 2006. Terapi Jus & Diet. Jakarta: AgroMedia Pustaka

Suhanda I.2008. Sehat dengan Makanan Berkhasiat. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

Wikinson, Judith M. 2006. Buku Saku DIAGNOSIS KEPERAWATAN. Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar